DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………… 2
BAB 1
Pendahuluan……………………………………………………………………………. 3
Latar Belakang……………………………………………………………………….. 3
Rumusan Masalah…………………………………………………………………… 3
Tujuan………………………………………………………………………………… 4
BAB 2
Pembahasan……………………………………………………………………………. 5
TRILOGI TAMANSISWA………………………………………………………… 5
CITA-CITA
MANUSIA SALAM dan BAHAGIA, DUNIA TERTIB DAMAI…. 6
TRI
SAKTI MENURUT KI HADJAR DEWANTARA………………………….
7
KI
HADJAR DEWANTARA DENGAN TRI PANTANGAN……………………
8
TRI
HAYU…………………………………………………………………………… 10
TRI SENTRA PENDIDIKAN……………………………………………………….11
TRI NGA –NGERTI –NGRASA -NGLAKONI …………………………………..14
TRILOGI KEPEMIMPINAN………………………………………………………15
TRI PANTANGAN…………………………………………………………………15
KONTINU…………………………………………………………………………..16
BAB 3
Kesimpulan…………………………………………………………………………….18
Daftar
Pustaka………………………………………………………………………………19
KATA PENGANTAR
Piji
dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa atas selesainya tugas yang berjudul “TRILOGI
TAMANSISWA”. Atas dukungan moral dan materi yang di berikan dalam penyusunan
tugas ini,maka kami mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1.Bapak
Drs.Sutikno selaku dosen pembimbing mata kuliah KETAMANSISWAAN 1 pada Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa kelas 1C, yang telah memberikan ide dan saran guna perbaikan tugas
yang kami buat.
Kami
menyadari bahwa tugas ini belumlah sempurna.Oleh karena itu,saran dan keritik
yang membangun dari rekan-rekan sangat di butuhkan untuk penyempurnaan tugas
ini.
Yogyakarta
16 Oktober 2016
Kelompok
7
BAB 1
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Trilogi
adalah kesatuan gagasan atau pokok pikiran yang dituangkan dalam tiga bagian
yang saling berhubung.Dalam ranah kesusastraan, istilah ini memiliki arti seri
karya yang terdiri atas tiga satuan yang saling berhubungan dan mengembangkan
satu tema.Trilogi juga dapat diterapkan dalam industri film, hiburan televise,
manajemen organisasi, tata kelola pemerintahan, dan kepentingan lain.
Antara
Trilogi yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan.Jika salah satu dari
trilogy tersebut tidak di amalkan maka akan
pincang atau tidak seimbang.mengamalkannya dengan sadar dan
menerapkannya dengan penuh tanggung
jawab.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan ltar belakang di atas penyusun merumuskan
masalah yang akan di bahas dalam rangkuman ini sebagai berikut:
a.
Apa pengertian Trilogi Tamansiswa?
b.
Menguraikan cita-cita Manusia Salam dan
Bahagia?
c.
Uraian tentanf Trisakti Jiwa?
d.
Tri Pantangan?
e.
Tri Hayu?
f.
Apakah dimaksd Tri Sentra Pendidikan?
g.
Gambaran tentang Tri Nga?
h.
Menguraikan Tentang Trilogi
Kepemimpinan?
i.
Tri Pantangan?
j.
Tri Kon?
3. Tujuan
Tujuan disusunnya
Rangkuman (Tugas) ini adalah untukmemberikan pemahaman tentang Trilogi
Tamansiswa :
Dapat memahami dan menguraikan
:
a.
Apa pengertian Trilogi Tamansiswa?
b.
Menguraikan cita-cita Manusia Salam dan
Bahagia?
c.
Uraian tentanf Trisakti Jiwa?
d.
Tri Pantangan?
e.
Tri Hayu?
f.
Apakah dimaksd Tri Sentra Pendidikan?
g.
Gambaran tentang Tri Nga?
h.
Menguraikan Tentang Trilogi
Kepemimpinan?
i.
Tri Pantangan?
j.
Tri Kon?
BAB 2
PEMBAHASAN
1.
TRILOGI
TAMANSISWA
Trilogi
adalah kesatuan gagasan atau pokok pikiran yang dituangkan dalam tiga bagian
yang saling berhubung.Dalam ranah kesusastraan, istilah ini memiliki arti seri
karya yang terdiri atas tiga satuan yang saling berhubungan dan mengembangkan
satu tema.Trilogi juga dapat diterapkan dalam industri film, hiburan televise,
manajemen organisasi, tata kelola pemerintahan, dan kepentingan lain.Adapun Tri
tersebut adalah sebagai berikut :
a) Trisakti
Yang dimaksud Trisakti
adalah untuk melaksanakan segala sesuatu maka harus ada kombinasi yang sinergis
antara hasil olah piker, hasil olah rasa, serta motivasi yang kuat didalam
dirinya.Jadi jika kita hanya mengandalkan salah satu diantaranya maka tidak
akan berhasil.
b) Trihayu
Trihayu adalah kegiatan
apapun yang diperbuat oleh seseorang hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya
sendiri,bagi bangsa, bagi sesama.Jadi, jika sesuatu perbuatan seseorang hanya
menguntungkan dirinya saja maka akan bersifat individualistik.
c) Tri
kepemimpinan
Tri Kepemimpinan adalah
jika kita berada didepan menjadi pemimpin kita harus menjadi teladan.Ketika
berada ditengah-tengah harus bisa membangun semangat, dan ketika berada
dibelakang harus mampu mendorong orang-orang dan pihak-pihak yang dipimpinnya.
d) Tri
Pantangan
Tri Pantangan adalah
kita tidak boleh menggunakan harta orang lain secara tidak benar, jika ingin
hidup aman, tentram, tertib, salam dan bahagia.Contohnya : Korupsi, menyalahkan
jabatan dan bermain wanita.
e) Tri
Pusat Pendidikan
Di dalam Tri Pusat Pendidikan ini mempunyai tiga
lingkungan pendidikan yaitu:
·
Lingkungan keluarga, didalam keluarga
kita diajari tentang budi pekerti, keagamaan, dan kemasyarakatan.
·
Lingkungan sekolah, kita diajarkan untuk
mengenal ilmu pengetahuan, kecerdasan, dan pengembangan budi pekerti.
·
Lingkungan masyarakat, dilingkungan ini
kita diajarkan untuk pengembangkan keterampilan dan latihan kecukupan.
f) Tringa
Tringa merupakan
singkatan dari , “Ngert-Ngrasa-Nglakoni” yang sekarang sering dikenal dengan
cognitive, afektif, pschyo motoric yang mengandung makna, tujuan belajar itu
pada dasarnya ialah meningkatkan pengetetahuan tentang apa yang harus kita
pelajari, mengasah rasa, untuk meningkatkan pemahaman tentang apa yang kita
ketahui, serta meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan apa yang kita
pelajari.
g) Tri
Pantangan
Hidup aman, tertib,
tentram, salam dan bahagia maka kita hrus menjauhi pantangan yaitu sebagai
berikut :
·
Jangan menggunakan wewenang atau
kekuasaan.
·
Jangan menyalahgunakan atau menyeleweng
dibidang keuangan.
·
Jangan melanggar kesusilaan atau jangan
mendzalimi sesame manusia.
2.
CITA-CITA
MANUSIA SALAM dan BAHAGIA, DUNIA TERTIB DAMAI
Cita-cita manusia salam
dan bahagia,dunia terbaik damai yaitu selamat lahirnya dan bahagia batinnya, yaitu
dengan mencapai kecukupan sandang pangan keperluan jasmaniah dan bebas merdeka
jiwanya, bebas dari gangguan lahir dan batin.Orang tidak akan pernah bahagia
apabila hidupnya hanya dengan kecukupan makanandan pakaian kalau dia hidup
dalam ketidakbebasan dan ketakutan.Kecukupan sandang pangan tanpa kebebasan dan
kemerdekaan jiwa, tak akan memberi bahgaia.Sebaliknya kebahagiaan tak aka ada
selama orang masih menderita kekurangan keperluan jasmaninya.
3 . TRI SAKTI MENURUT KI HADJAR
DEWANTARA
Tri Sakti sebagai haluan pendidikan adalah ajian
sakti hamemayu hayuning manungso warisan pendahulu republik untuk tetap menjaga
semangat proklamasi 17 agustus 1945 yang berdasar semangat gotong royong.
Sejak pilihan sidang BPUPKI jatuh ke paham
integritas, maka sikap bangsa ini sangat jelas ketika di dunia ini ada dua
paham yang saling berseberangan, yaitu :
a)
Individualisme
b)
Kelas atau golongan
Bebas dalam berpolitik yang muncul dalam
konstitusi sebagai non blok adalah perwujudan semangat kemandirian
bangsa.Politik bebas dan aktif itu menghendaki kemandirian bangsa sebagai
syarat dan itu hanya bisa dibangun melalui pendidikan.
Politik non blok adalah pilihan yang
tidak memihak terhadap salah satu blok, entah blok barat atau blok timur
(Soekarno, SU, PBB XV, 30 september 1960)
Pendidikan Indonesia adalah usaha untuk
memerdekakan batin dan lahir sehingga manusia tidak tergantung kepada orang
lain akan tetapi bersandar atas kekuasaan sendiri ( Pendidikan Tamansiswa).
Tri Sakti adalah pidato Soekarno di
sidang umum MPR 5 ke tiga pada tanggal 11 April 1965.
“Memang di dalam situasi nasional dan
internasional dewasa ini, maka Tri Sakti kita, yaitu berdaulat dan bebas dalam
politik, kepripadian dalam kebudayaan berdikari di bidang ekonomi, non senjata
yang paling ampuh ditangan seluruh rakyat kita, ditangan seluruh rakyat kita,
ditangan prajurit-prajurit Revolusi Nasional kita yang maha dasyat sekarang
itu”
Trisakti harus menjadi Haluan
pendidikan, mengapa?Karena Hakikat Tri Sakti adalah pemupukan rasa solidaritas
bangsa, rasa kemandirian bangsa, rasa kebanggaan bangsa dalam segala kebergam
sehingga sehingga rasa iitu menjadi pengikut semangat persatuan dan kesatuan
bangsa seperti tertera dalam Haluan Negara Bhineka Tunggal Ika.Dalam hal ini,
pendidikan bagi Ki Hadjar Dewantara adalah tempat dimana benih-benih kebudayaan
yang hidup dalam masyarakat kebangsaan dan kebudayaan disertai agar
unsure-unsur peradaban dan kebudayaan tersebut dapat tumbuh sebaik-baiknya dan
dapat diteruskan kepada generasi-generasi kegenarisi.
4. KI HADJAR DEWANTARA DENGAN TRI
PANTANGAN
Tri Pantangan berate gagasan yang telah dicangkan
oleh salam seorang tokoh pahlawan nasional atau di bidang pendidikan Ki Hadjar
Dewantara alias Raden Mas Suwardi Suryaningrat tentang Tri Pantangan yaitu tiga
larangan yang harus dijauhi, ternyata bukan dijauhi bahkan didekati dan
disuburkan dan makin dikembangkan sehingga mengakibatkan kerusakan dari segala
itu.
a)
Penyusunan gunaan kekuasaan (penyalah
gunaan) wewenang, penyelah gunaan amanat)
b)
Penyalah gunaan keuangan.
c)
Pager ayu atau susila, yang oleh
pemerintah dikenal dengan PP 10.
Contohnya
: Dikampung-kampung atau pelosok yang namanya kawin kyai menjamur.Padahal
pemerintah RI dalam hal ini sudah membuat wdah yang Ngerti
Tahu
dan mengeti saja tidak cukup, kalau tidak merasakan, menyadari, dan tidak ada
artinya kalau tidak melaksanakan dan tidak memperjuangkan,Ngerti adalah
mengerti atau mengetahui.Unsur pengertian moral adalah kesadaran
moral.Pengertian akan nilai, kemampuan untuk mengambil gagasan orang
lain.Pengambilan tentang keputusan berdasarkan nilai moral, dan pengertian
mendalam tentang dirinya sendiri.
a)
Ngerasa
Merasa
saja dengan tidak pengertian dan tidak pengertian dan tidak melaksanakan,
menjalankan tanpa kesadaran dan tanpa pengertian tidak akan membawa hasil.Sebab
itu syarat bagi peserta tiap perjuangan cita-cita itu dan merasa pula perlunya
bagi dirinya dan bagi masyarakat dan harus mengamankan perjuangan itu.
b)
Nglakoni
Nglakoni
artinya melakukan atau berbuat dengan tindakan nyata bukan hanya berpangku
tangan menunggu wahyu dari langit.Merasa da mengerti saja tidak cukup, apa yang
telah dimengerti dan dirasakan harus diaplikasikan dalam tindakan untuk
membutikkan bahwa belajar mau nglakoni atau melakukan tindakan.Tetapi
melaksanakan dan menjalankan tanpa kesadaran dan tanpa pengertian tidak tanpa
membawa hasil.Ilmu amal perbuatan adalah kosong, perbuatan tanpa ilmu
pincang.Bagi pengikut dan peserta perjuangan haruslah penuh pengetahuan dan
pengertian, penuh semangat dan kemauan dan sungguh-sungguh melaksanakan semua
yang menjadi yang pengetahuan dan cita-citanya.
I.
Ing ngorso sun tuladha artinya ing
ngarso itu didepan atau dimuka, sung berasal dari data ingsun yang saya,
tuladha berarti tauladan. Jadi ing ngarso sung tuladha adalah menjadi seorang
pemimpin adalah kata tauladan, harus mampu memberikan tauladan bagi bawahan
atau buahnya sehingga yang harus dipegang teguh oleh seorang pemimpin adalah
kata tauladan setihingga pada akhirnya yang harus di tiru oleh seorang pemimpin
adalah ketauladanannya.
II.
Ing madya mangun karsa’
Ing
madya artinya di tengah-tengah, mangun berarti membangkitkan atau menggugah dan
karsa diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat.Jadi makna dari kata itu
adalah seorang pemimpin ditengah keibukannya harus juga mampu membangkitkan
semangat kerja anggotanya.
III.
Tut Wuri Handayani
Tut
wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berarti memberikan dorongan
moral atas dorongan semangat.Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seorang
komandan atau pimpinan harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari
belakang.Dengan kata lain seorang pemimpin disini harus mampu memberikan
dorongan moral dari belakang agar orang-orang disekitarnya dapat merasa situasi
yang baik dan bersahabat sehingga kita dapat menjadi manusia yang bermanfaat
dimasyarakat.
5. TRI HAYU
Pendidikan Budi Pekerti atau Karakter, yaitu bulatnya jiwa
manusia, bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan yang
akan menumbuhkan energi jiwa manusia sebagai makhluk individu dan sosial dan
dapat memerintah atau menguasai dirinya sendiri , mulai dari gagasan, pikiran,
atau angan-angan hingga menjadi tindakan. Ki Hadjar menyebutnya sebagai manusia
yang beradab dan itulah tujuan Pendidikan Indonesia secara garis besar (
Dewantara I, 2004 ). Maka, Ki Hadjar membagi fasa pendidikan menjadi tiga
perkembangan, yaitu :
a. Mamayu hayuning salira (mencita-citakan
kebahagiaan diri sendiri)
Dimana pendidikan harus bermanfaat bagi
siswa yang bersangkutan, keluarga, dan masyarakat disekitarnya.
b. Mamayu hayuning bangsa (mencita-citakan
kebahagian seluruh bangsa Indonesia)
Memayu Hayuning Bongso, yang berarti pendidikan berguna bagi bangsa, negara, dan tanah
airnya.
c. Memayu Hayuning
Manungso (
mencita-citakan kebahagiaan umat manusia seluruh dunia)
Dimana pendidikan berguna
bagi masyarakat yang lebih luas lagi yaitu dunia atau masyarakat global.
6. TRI SENTRA
PENDIDIKAN
Tri Pusat Pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung
jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak. Didalam hidupnya anak-
anak ada tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting
baginya yaitu alam keluarga, alam perguruan dan alam pergerakan pemuda(Masyarakat).
a)
Alam
Keluarga/Pendidikan Keluarga
Keluarga adalah lembaga sosial yang terbentuk setelah adanya suatu perkawinan. Keluarga mempunyai otonom melaksanakan pendidikan, orang tua mau tidak mau, berkeahlian atau tidak, berkewajiban secara kodrati untuk menyelenggarakan pendidikan terhadap anak – anaknya.
Pendidikan yang terjadi di lingkungan keluarga berlangsung secara alamiah dan wajar sehingga disebut pendidikan informal yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari – hari dengan sadar atau tidak yang mana kegiatan pendidikannya dilaksanakan tanpa suatu organisasi yang ketat dan tanpa adanya program waktu.
Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan individu maupun social. Oleh karena itu keluarga adalah tempat pendidikan yang sempurna untuk melangsungkan pendidikan kearah penbentukan pribadi yang utuh.
Keluarga adalah lembaga sosial yang terbentuk setelah adanya suatu perkawinan. Keluarga mempunyai otonom melaksanakan pendidikan, orang tua mau tidak mau, berkeahlian atau tidak, berkewajiban secara kodrati untuk menyelenggarakan pendidikan terhadap anak – anaknya.
Pendidikan yang terjadi di lingkungan keluarga berlangsung secara alamiah dan wajar sehingga disebut pendidikan informal yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari – hari dengan sadar atau tidak yang mana kegiatan pendidikannya dilaksanakan tanpa suatu organisasi yang ketat dan tanpa adanya program waktu.
Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan individu maupun social. Oleh karena itu keluarga adalah tempat pendidikan yang sempurna untuk melangsungkan pendidikan kearah penbentukan pribadi yang utuh.
b)
Alam
Perguruan/Pendidikan sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan telah ada sejak beberapa abad yang lalu, yaitu pada zaman Yunani kuno. Kata sekolah berasal dari bahasa yunani “Schola” yang berarti waktu menganggur atau waktu senggang.
Bangsa Yunani kuno mempunyai kebiasaan berdiskusi guna menambah ilmu dan mencerdaskan akal. Lambat laun usaha diselenggarakan secara teratur dan berencana (secara formal) sehingga akhirnya timbulah sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk menambah ilmu pengetahuan dan kecerdasan akal.
Sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakan perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban pemberian pendidikan dengan organisasi yang tersusun rapi, mulai dari tujuan, penjejangan, kurikulum, administrasi dan pengelolaannya.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan sebenarnya ada banyak ragamnya, dan hal ini tergantung dari segi mana melihatnya.
1) Ditinjau dari segi mana yang mengusahakan :
Sekolah Negeri, yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah baik dari segi pengadaan fasilitas, keuangan maupun pengadaan tenaga pengajar.
Sekolah Swasta, yaitu sekolah yang diusahakan oleh selain pemerintah, yaitu badan – badan swasta.
2) Ditinjau dari sudut tingkatan :
Pendidikan Pra Sekolah, yaitu pendidikan yang diperuntukkan bagi anak sebelum memasuki pendidikan dasar.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan telah ada sejak beberapa abad yang lalu, yaitu pada zaman Yunani kuno. Kata sekolah berasal dari bahasa yunani “Schola” yang berarti waktu menganggur atau waktu senggang.
Bangsa Yunani kuno mempunyai kebiasaan berdiskusi guna menambah ilmu dan mencerdaskan akal. Lambat laun usaha diselenggarakan secara teratur dan berencana (secara formal) sehingga akhirnya timbulah sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk menambah ilmu pengetahuan dan kecerdasan akal.
Sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakan perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban pemberian pendidikan dengan organisasi yang tersusun rapi, mulai dari tujuan, penjejangan, kurikulum, administrasi dan pengelolaannya.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan sebenarnya ada banyak ragamnya, dan hal ini tergantung dari segi mana melihatnya.
1) Ditinjau dari segi mana yang mengusahakan :
Sekolah Negeri, yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah baik dari segi pengadaan fasilitas, keuangan maupun pengadaan tenaga pengajar.
Sekolah Swasta, yaitu sekolah yang diusahakan oleh selain pemerintah, yaitu badan – badan swasta.
2) Ditinjau dari sudut tingkatan :
Pendidikan Pra Sekolah, yaitu pendidikan yang diperuntukkan bagi anak sebelum memasuki pendidikan dasar.
a. Pendidikan Dasar, yaitu meliputi :
Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah
SMP/ MTs
b. Pendidikan Menengah, yaitu meliputi
:
SMU dan Kejuruan
Madrasah Aliyah
c. Pendidikan Tinggi, yang meliputi :
Akademi
Institut
Sekolah Tinggi
Universitas
3) Ditinjau dari
sifatnya :
Sekolah Umum, yaitu sekolah yang mengutamakan perluasan ilmu pengetahuan, yang termasuk dalam sekolah ini adalah SD/ MI, SMP/ MTs, SMU/ MA.
Sekolah Kejuruan, yaitu sekolah yang mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian – keahlian tertentu, yang termasuk dalam sekolah ini adalah SMEA, MAK, SMKK, STM.
Sekolah Umum, yaitu sekolah yang mengutamakan perluasan ilmu pengetahuan, yang termasuk dalam sekolah ini adalah SD/ MI, SMP/ MTs, SMU/ MA.
Sekolah Kejuruan, yaitu sekolah yang mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian – keahlian tertentu, yang termasuk dalam sekolah ini adalah SMEA, MAK, SMKK, STM.
c) Alam
Pemuda/Pendidikan Masyarakat
Didalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan bahwa masyarakat adalah pergaulan hidup manusia atau perkumpulan orang yang hidup bersama disuatu tempat dengan ikatan – ikatan aturan tertentu yang membuat warga masyarakat itu menyadari diri mereka sebagai suatu kelompok serta saling membutuhkan.
Kelompok-kelompok masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih dan bekerja sama dibidang tertentu untuk mencapai tujuan tertentu adalah merupakan sumber pendidikan bagi warga masyarakat , seperti lembaga – lembaga sosial budaya, yayasan – yayasan, organisasi – organisasi, perkumpulan – perkumpulan yang semuanya itu merupakan unsur – unsur pelaksana asas pendidikan masyarakat.
Masing – masing kelompok tersebut melakukan aktifitas – aktifitas keterampilan, penerangan dan pendalaman dengan sadar dibawah pimpinan atau koordinator masing – masing kelompok. Kesemua kelompok sosial tersebut diatas adalah merupakan unsur – unsur pelaku atau pelaksana asas pendidikan yang dengan sengaja dan sadar membawa masyarakat kepada kedewasaan, baik jasmani maupun rohani yang realisasinya terlihat pada perbuatan dan sikap kepribadian warga masyarakat.
Maka pendidikan masyarakat adalah pendidikan non formal yang memberikan pendidikan secara sengaja, terencana dan terarah kepada seluruh anggotanya yang pluralistic (majemuk) tetapi tidak dipersyaratkan berjenjang serta dengan aturan-aturan yang lebih longgar untuk mengarahkan menjadi anggota masyarakat yang baik demi tercapainya kesejahteraan social para anggotanya.
Didalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan bahwa masyarakat adalah pergaulan hidup manusia atau perkumpulan orang yang hidup bersama disuatu tempat dengan ikatan – ikatan aturan tertentu yang membuat warga masyarakat itu menyadari diri mereka sebagai suatu kelompok serta saling membutuhkan.
Kelompok-kelompok masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih dan bekerja sama dibidang tertentu untuk mencapai tujuan tertentu adalah merupakan sumber pendidikan bagi warga masyarakat , seperti lembaga – lembaga sosial budaya, yayasan – yayasan, organisasi – organisasi, perkumpulan – perkumpulan yang semuanya itu merupakan unsur – unsur pelaksana asas pendidikan masyarakat.
Masing – masing kelompok tersebut melakukan aktifitas – aktifitas keterampilan, penerangan dan pendalaman dengan sadar dibawah pimpinan atau koordinator masing – masing kelompok. Kesemua kelompok sosial tersebut diatas adalah merupakan unsur – unsur pelaku atau pelaksana asas pendidikan yang dengan sengaja dan sadar membawa masyarakat kepada kedewasaan, baik jasmani maupun rohani yang realisasinya terlihat pada perbuatan dan sikap kepribadian warga masyarakat.
Maka pendidikan masyarakat adalah pendidikan non formal yang memberikan pendidikan secara sengaja, terencana dan terarah kepada seluruh anggotanya yang pluralistic (majemuk) tetapi tidak dipersyaratkan berjenjang serta dengan aturan-aturan yang lebih longgar untuk mengarahkan menjadi anggota masyarakat yang baik demi tercapainya kesejahteraan social para anggotanya.
7.
TRI NGA –NGERTI –NGRASA -NGLAKONI
·
Ngerti
Tahu
dan mengeti saja tidak cukup, kalau tidak merasakan, menyadari, dan tidak ada
artinya kalau tidak melaksanakan dan tidak memperjuangkan,Ngerti adalah
mengerti atau mengetahui.Unsur pengertian moral adalah kesadaran
moral.Pengertian akan nilai, kemampuan untuk mengambil gagasan orang
lain.Pengambilan tentang keputusan berdasarkan nilai moral, dan pengertian
mendalam tentang dirinya sendiri.
·
Ngerasa
Merasa
saja dengan tidak pengertian dan tidak pengertian dan tidak melaksanakan,
menjalankan tanpa kesadaran dan tanpa pengertian tidak akan membawa hasil.Sebab
itu syarat bagi peserta tiap perjuangan cita-cita itu dan merasa pula perlunya
bagi dirinya dan bagi masyarakat dan harus mengamankan perjuangan itu.
·
Nglakoni
Nglakoni artinya
melakukan atau berbuat dengan tindakan nyata bukan hanya berpangku tangan menunggu
wahyu dari langit.Merasa da mengerti saja tidak cukup, apa yang telah
dimengerti dan dirasakan harus diaplikasikan dalam tindakan untuk membutikkan
bahwa belajar mau nglakoni atau melakukan tindakan.Tetapi melaksanakan dan
menjalankan tanpa kesadaran dan tanpa pengertian tidak tanpa membawa hasil.Ilmu
amal perbuatan adalah kosong, perbuatan tanpa ilmu pincang.Bagi pengikut dan
peserta perjuangan haruslah penuh pengetahuan dan pengertian, penuh semangat
dan kemauan dan sungguh-sungguh melaksanakan semua yang menjadi yang
pengetahuan dan cita-citanya.
8. TRILOGI KEPEMIMPINAN
1) Ing
ngorso sun tuladha artinya ing ngarso itu didepan atau dimuka, sung berasal
dari data ingsun yang saya, tuladha berarti tauladan. Jadi ing ngarso sung
tuladha adalah menjadi seorang pemimpin adalah kata tauladan, harus mampu
memberikan tauladan bagi bawahan atau buahnya sehingga yang harus dipegang
teguh oleh seorang pemimpin adalah kata tauladan setihingga pada akhirnya yang
harus di tiru oleh seorang pemimpin adalah ketauladanannya.
2) Ing
madya mangun karsa’
Ing madya artinya di tengah-tengah, mangun berarti
membangkitkan atau menggugah dan karsa diartikan sebagai bentuk kemauan atau
niat.Jadi makna dari kata itu adalah seorang pemimpin ditengah keibukannya
harus juga mampu membangkitkan semangat kerja anggotanya.
3) Tut
Wuri Handayani
Tut wuri artinya mengikuti dari belakang
dan handayani berarti memberikan dorongan moral atas dorongan semangat.Sehingga
artinya Tut Wuri Handayani ialah seorang komandan atau pimpinan harus memberikan
dorongan moral dan semangat kerja dari belakang.Dengan kata lain seorang
pemimpin disini harus mampu memberikan dorongan moral dari belakang agar
orang-orang disekitarnya dapat merasa situasi yang baik dan bersahabat sehingga
kita dapat menjadi manusia yang bermanfaat dimasyarakat.
9. TRI PANTANGAN
Siapapun
yang ingin hidupnya aman, tertip, damai salam dan bahagia maka harus diterapkan
teori tri pantangan itu. Dan ini harus dijadikan pedoman hidup dan tuntunan
hidup didalam menjalani kehidupan di dunia, khususnya wong taman siswa dan
umumnya untuk masyarakat bangsa Indonesia. Dan demikianlah tri pantangan
menurut KI Hadjar yaitu:
1.
PANTANG
MENYALAHGUNAKAN KEKUASAAN/WEWENANG.
Sekarang
dari kalangan pegawai rendah sampai yang paling tinggi punya peluang untuk
melakukan tindakan yang tidak sesuai dalam pribadinya untuk menyalahgunakan
kekuasaan atau penugasan yang menjadi tanggung jawabnya , yang terjadi adalah
nepotisme, menutupi/membela kekurangan/kesalahan kerabatnya atau kelompoknya
yang mengakibatkan jalinan yang tidak sehat. Dan ujungnya kepentikngan rakyat
diabaikan. Seorng pemimpin tidak mau mundur dari jabatanya, korupsi
berkiblatkan wajib bagi mereka, kelompok koalisi akan memperkokoh kiprahnya
dalam berpolitik, sehingga yang kita temui membela golongannya.
2.
PANTANG
MENYALAHGUNAKAN KEUANGAN.
Mengelola
keuangan butuh perfek yang lebih dari bidangnya teledor, lupa, salah tulis,
salah ketik, salah hitungan, dalam bidang keuangan sangat tabu karena
wewenangnya.
3.
PANTANG
MELANGGAR KESUSILAAN
Kesusilaan
dan etika peradapan yangmembedakan antara manusia dengan makluk tuhan lainnya.
Makin meningkat mutu peradapannya manusia makin tertata kesusilannya, etika
10.KONTINU
Dasar
kulturil ini dijelaskan Ki Hadjar bahwa kebudayaan itu sifatnya kontinu, bersambung
tak putus-putus, berkembang maju.Dengan perkembangan dan kemajuan sesuatu
bangsa ditarik terus.Kemajuan suatu bangsa adalah lanjutan garis hidup asalnya
yang ditarik terus dengan menentukan nilai-nilai baru baik dari bangsa sendiri
maupun dari luar.
10.1 KONSENTRIS
Menurut Ki Hadjar alam hidup manusia itu
merupakan “ alam hidup berbulatan” (kensentrif), yang digambarkan sebagai
lingkaran (cirkel) besar kecil yangyang semua itu bersatu titik pusat
(midllepunt) dimana orang duduk atau berdiri diatas titik pusat
itu.Lingkaran-lingkaran alam kehidupan kedaerahan, golongan faham dan
keyakinan, golongan politik atau kepartaian ataupun golongan-golongan lainnya
yang merupakan kesatuan hidup yang tersusun dan terikat oleh sesuatu faham
kehidupan manusia.
Seseorang adalah kecuali sebagai
pribadi, ia juga bagian dan satu keluarga, bagian dari satu bangsa dan ia
adalah juga manusia.Kuat lemahnya perasaan lingkungan alam itu tergantung dari
keadaan yang melingkarinya.
Menurut Ki Hadjar, oleh karena garis
lingkaran itu tidak pernah bentrokan apabila memang titik pusatnya satu, maka
sebenarnya apabila orang-orang itu duduk dan berdiri diatas pendiriannya
masing-masing tidak akan saling berbentrokan, apabila masing-masing menghargai
pendirian orang lain.
Perasaan kesukuan dan kedaerahan dan
golongan sebagai juga perasaan harga diri adlah perasaan yang wajar yang
mestinya ada dan tidak bisa dilenyapkan.Hanya apabila perasaan itu akan meluap
dan berakibat merugikan keselamatan hidup bersama sedaerah, sebangsa, dan sedunia,
bahkan sebaliknya supaya bisa menjadi urunan bagi kekuatan dan kepentingan
hidup bersama sebangsa dan seluruh manusia.
10.2 KONVERGEN
Konvergensi adalah dasar ketiga
kemasyarakatan yang fungsinya sambung dan hubungan kita dengan masyarakat yang
lebih luas (konvergensi).Menghubungkan dirinya dengan masyarakat.Berdasarkan
pendidikan tamansiswa menjelaskan bahwa untuk anak-anak pelajaran disesuaikan
dengan alam keluarganya.Demikian juga pelajaran kebudayaan.Dari kebudayaan dan
kesenian daerah, meningkat kepada kesenian dan kebudayaan dunia yang akan dapat
menambah kekayaan kita sebagai bangsa, dan memudahkan hubungan bangsa kita
dengan bangsa-bangsa yang lainnya, yang akan menempatkan bangsa dan rakyat
Indonesia ditengah-tengah pergaulan bangsa-bangsa di dunia dalam kedudukan yang
sejajar.
BAB 3
KESIMPULAN
Ketrkaitan Trilogi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sangat penting dikarnakan supaya kehidupan lebuh
terarah dan mencapai tujuan yang mulia dan menjadi manusia yang berjiwa
merdeka.
Dari
pembahasan diaatas dapat di ambil bahwa kita harus mengerti-merasa-dan
mengamalkan karna Tahu dan mengeti saja tidak cukup, kalau tidak merasakan,
menyadari, dan tidak ada artinya kalau tidak melaksanakan dan tidak
memperjuangkan,Ngerti adalah mengerti atau mengetahui.Unsur pengertian moral
adalah kesadaran moral.Pengertian akan nilai, kemampuan untuk mengambil gagasan
orang lain.Pengambilan tentang keputusan berdasarkan nilai moral, dan
pengertian mendalam tentang dirinya sendiri.
Ajaran
tersebut bukan untuk di jauhi akan tetapi harus di pelajari dan di amalkan.
DAFTAR PUSTAKA
Sutikno.2013.Ketamansiswaan 1.Yogyakarta
Wikipedia.trilogi.
Kamil,insan.2012.Trilogi Pendidikan di Tamansiswa.Palembang: mistikblog.com
Wijaya,Karta.2013.Ki Hadjar dengan Tri Pantangan.Cirebon:blogspot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar